Long Life Education
Islam sejak awal memperkenalkan konsep pendidikan seumur hidup (long life education). Selain Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk membaca ketika berumur 40 tahun, ia juga menyerukan betapa perlunya menuntut ilmu untuk manusia pada segala umur. Ia pernah mengatakan: "Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat". Pernyataan ini luar biasa dilihat dari segi urgennsi ilmu pengetahuan dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia. Sayyidina Ali juga pernah menyatakan: "Didiklah anakmu 25 tahun sebelum lahir", mungkin maksudnya perlu mencari bibit genetik unggul untuk pasangan anak-anak kita untuk masa perkawinannya kelak. Kedua pernyataan ini mengisyaratkan kepada kita bahwa pendidikan itu untuk segala umur, bukan hanya saat anak atau sudah dewasa tetapi pra anak pun ada isyarat pendidikannya.
Mendidik anak-anak ketika dalam keadaan janin dan masih berdiam di dalam rahim ibu, juga kita diisyaratkan melakukan pendidikan awal untuk anak tersebut. Di antara isyarat itu ialah anjuran untuk berhati-hati memberi makanan dan minuman terhadap isteri yang sedang hamil. Bukan hanya harus bersih dari unsur haram tetapi juga hal-hal yang secara kimiawi bisa membahayakan. Larangan khusus minum atau makan hal-hal yang memabukkan sangat ditekankan. Para ulama justru menganjurkan perempuan yang sedang hamil untuk lebih banyak beribadah dan menambah kualitas ibadah dan berdoa agar anak dalam kandungannya adalah anak-anak saleh atau salehah. Kita di anjurkan selalu membaca Al-Qur'an, tidak boleh membicarakan aib dan kelemahan orang lain khususnya ketika sedang mengandung. Sang suami juga demikian halnya, dianjurkan untuk lebih bersikap lemah-lembut terhadap isterinya yang sedang hamil tua. Seolah-olah perilaku ayah dan ibu janin dalam kandungan bisa memberikan dampak langsung atau tidak langsung terhadap kecerdasan dan kesalehan janin.
Untuk saudara - saudara yang ingin berpartisipasi dalam pengembangan pesantrenpedia dapat mengirimkan donasinya ke : https://saweria.co/pesantrenpedia